Senin, 12 Januari 2015

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI


A. DEFINISI
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptive.
Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama manusia. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki oleh orang lain, pengakuan dari orang lain, penghargaaan orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain.
Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, terapi aktivitas kelompok sering diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa karena merupakan keterampilan terapeutik. Terapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari terapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikoterapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang bersamaan.
Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu tujuan terapeutik dan tujuan rehabilitatif.
Tujuan terapeutik meliputi :
1.      Menggunakan kegiatan untuk memfasilitasi interaksi
2.      Mendorong sosialisasi dengan lingkungan (hubungan dengan luar diri klien)
3.      Meningkatkan stimulus realitas dan respon individu
4.      Memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif
5.      Meningkatkan rasa dimiliki
6.      Meningkatkan rasa percaya diri
7.      Belajar cara baru dalam menyelesaikan masalah
Sedangkan tujuan rehabilitatif meliputi :
1.      Meningkatkan kemampuan untuk ekpresi diri
2.      Meningkatkan kemampuan empati
3.      Meningkatkan keterampilan sosial
4.      Meningkatkan pola penyelesaian masalah
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan klien yang akan diberikan aktivitas kelompok adalah :
1.      Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, klien merasakan takut dan cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain
2.      Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat
3.      Aspek sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, klien mengatakan bersedia mengikuti  terapi aktivitas, klien mau berinteraksi minimal dengan satu perawat lain ke satu klien lain.
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan sebagian dari terapi aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek keperawatan jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu klien untuk melakukan hubungan interpersonal yang adekuat dan mengidentifikasi secara benar stimulus persepsi eksternal.

B. MASALAH KEPERAWATAN
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi ditujukan pada klien dengan masalah keperawatan :
1.      Isolasi sosial : Menarik diri
2.      Harga diri rendah
3.      Gangguan persepsi sensori : Halusinasi

C. TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
2.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus TAK 1:
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi
Tujuan khusus TAK 2:
·         Klien mampu memperkenalkan diri sendiri,nama panggilan,asal dan hobi.
·         Menanyakan pada anggota kelompok : nama lengkap,nama panggilan,asal dan hobi.
D. PERSIAPAN
1.      Analisa situasi meliputi : waktu pelaksanaan, jumlah perawat, pembagian tugas perawat,   alat bantu yang dipakai dan persiapan ruangan
2.      Uraian tugas perawat (therapist)
a.       Leader dan Co-Leader
Bertugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamisasi kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok untuk menetapkan tujuan dan membuat peraturan. Pemimpin dan anggota kelompok mendiskusikan apa yang harus dilakukan selanjutnya, memotivasi kesatuan kelompok dan membantu kelompok untuk berkembang dan bergerak secara dinamis.Leader dan Co-Leader bertugas saat fase orientasi dan fase terminasi.

b.      Fasilitator
Bertugas memberikan stimulus kepada anggota kelompok lain agar dapat mengikuti jalannya kegiatan dalam kelompok.Fasilitator bertugas saat fase kerja.

c.       Observer
Bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya aktivitas therapi, peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok serta yang drop out (tidak dapat mengikuti kegiatan sampai selesai).

3.      Proses Seleksi
·         Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat
·         Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari serta kemungkinan dilakukan therapi kelompok pada klien tersebut dengan perawat ruangan
·         Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan dilakukan

4.      Program antisipasi masalah

Suatu intervensi keperawatan yang dilakukan dalam mengantisipasi keadaan yang bersifat darurat atau emergensi yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan kegiatan therapi aktivitas kelompok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar