POKOK BAHASAN :
SKIZOFRENIA
SUP POKOK BAHASAN :
HALUSINASI
SASARAN :
KELARGA KLIEN
WAKTU :
45 MENIT
A. MASALAH
Ny. R di bawa ke rumah sakit jiwa
karena menurut keluarga, saat dirumah klien suka merusak alat-alat rumah tangga
dan marah-marah sendiri. Pada tahun 2009 klien mencoba untuk bunuh diri dengan
masuk kedalam sumur dan saat dirawat di rumah sakit jiwa klien mencoba untuk
bunuh diri kembali dengan memanjat tembok tinggi. Saat ini klien mengalami gangguan persepsi (halusinasi), klien sering
terlihat bicara sendiri, senyum-senyum
sendiri, dan melamun. Berdasarkan
riwayat dan perkembangan kesehatan jiwa klien tersebut, keluarga klien perlu
diberikan penjelasan tentang cara perawatan pada keluarga yang mengalami
ganguan jiwa agar klien mendapatkan dukungan dari keluarganya.
B. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan tentang
kesehatan jiwa (halusinasi) selama 45 menit diharapkan keluarga mampu memahami
tentang gangguan persepsi (halusinasi).
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan
kesehatan jiwa selama 45 menit diharapkan keluarga klien mampu :
a. Menjelaskan pengertian ganguan persepsi (halusinasi)
b. Menyebutkan tingkatan halusinasi
c. Menyebutkan penyebab-penyebab halusinasi
d. Menyebutkan jenis-jenis halusinasi
e. Menyebutkan tanda-tanda penderita halusinasi
f. Menjelaskan cara perawatan penderita halusinasi
C. MATERI
Terlampir
D. SASARAN PENYULUHAN
Kelarga klien dengan diagnosa
E. STRATEGI PENYULUHAN
Dengan memberikan pendidikan
kesehatan jiwa kepada keluarga pasien.
F. METODE
Metode yang digunakan dalam
penyuluhan ini adalah ceramah dan tanya jawab.
G. PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Rabu, 9 April 2014
Pukul :
09.30 WIB
Tempat :
PKJ RSJ Radjiman Wedyodiningrat Lawang
H. MEDIA DAN SUMBER
BAHAN
- Media : Leaflet
- Sumber Bahan
I. RENCANA PENYULUHAN
No.
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Waktu
|
Kegiatan Audiens
|
1.
2.
3.
|
Pembukaan
a. Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
Isi
a. Menjelaskan
materi tentang :
1. Pengertian ganguan persepsi (halusinasi)
2. Tingkatan
halusinasi
3. Penyebab-penyebab
halusinasi
4. Jenis-jenis
halusinasi
5. Tanda-tanda
penderita halusinasi
6. Cara
perawatan untuk penderita halusinasi
b.
Memberi kesempatan keluarga
untuk beranya
c. Menjawaban
pertanyaan
Penutup
a. Memberikan
kesimpulan
b. Mengevaluasi
hasil penuluhan
c. Salam
|
5 menit
25 menit
15 menit
|
Menjawab
salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Mendengarkan
dan memperhatikan
Bertanya
Mendengarkan
dan memperhatikan
Mendengarkan
Menjawab
|
J. RENCANA EVALUASI
Evaluasi
penyuluhan akan dilakukan dengan memberikan 3 pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan pada keluarga.
K. PENILAIAN
KEBERHASILAN
Penilaian keberhasilan dari penyuluhan
adalah dengan memberikan 3 pertanyaan kepada keluarga dengan kriteria
penyuluhan berhasil apabila keluarga mampu menjawab 3 pertanyaan dengan benar.
Penyuluhan dikatakan kurang berhasil apabila keluarga mampu menjawab 1-2
pertanyaan dengan benar. Sedangkan penyuluhan dikatakan tidak berhasil apabila
keluarga tidak mampu menjawab pertanyaan dengan benar.
Lampiran : Materi
HALUSINASI
A. Pengertian
Halusinasi adalah pengalaman sensori yang terjadi
tanpa stimulus dari luar
B. Tingkatan Halusinasi
Menurut Moller dan Murphy dalam Stuart dan Sudden
(1997), tingkatan halusinasi dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu :
1. Tahap I : Comforting
Tingkat cemas sedang, halusinasi
secara umum adalah sesuatu yang menyenangkan. Pengalaman halusinasi karena
emosi yang meningkat seperti cemas, kesepian, rasa bersalah, takut serta
mencoba untuk berfokus pada pikiran yang nyaman untuk melepaskan cemas.
Individu mengenal bahwa pikiran dan pengalaman sensori dalam control kesadaran
jika cemas dapat dikelola. Nonpsykotik. Tingkah laku yang dapat diobservasi :
a) Meringis atau tertawa pada tempat yang tidak tepat.
b) Menggerakkan bibir tanpa mengeluarkan suara.
c) Pergerakan mata yang cepat.
d) Respon verbal pelan seperti jika sedang asyik.
e) Diam dan tampak asyik.
2. Tahap II
Pengalaman sensori dari beberapa
identifikasi indera terhadap hal yang menjijikkan dan menakutkan. Halusinator
mulai kehilangan control dan ada usaha untuk menjauhkan diri dari sumber
stimulus yang diterima . Individu mungkin merasa malu dengan adanya pengalaman
sensori dan menarik diri dari orang lain. Non psychotic. Tingkah laku yang
dapat diobservasi :
a) Meningkatnya system syaraf otonom, tanda dan gejala
dari cemas seperti meningkatnya nadi, pernafasan dan tekanan darah.
b) Lapang perhatian menjadi sempit
c) Asyik dengan pengalaman sensori dan mungkin kehilangan
kemampuan untuk membedakan halusinasi atau realitas.
3. Tahap III
Controlling tingkat kecemasan berat,
pengalaman sensori menjadi hal yang menguasai. Halusinator mencoba memberi
perintah , isi halusinasi mungkin menjadi sangat menarik bagi individu.
Individu mungkin mengalami kesepian , jika sensori yang diberikan berhenti.
Psychotic. Tingkah laku yang dapat diobservasi :
a) Perintah langsung oleh halusinasi dapat diikuti.
b) Kesulitan berhubungan dengan orang lain.
c) Lapang perhatian hanya beberapa detik aau menit.
d) Gejala fisik dan cemas berat seperti berkeringat,
tremor, ketidakmampuan mengikuti perintah.
4. Tahap IV
Conquering, tingkat cemas, panik, umumnya
halusinasi menjadi terperinci dan khayalan tampak seperti kenyataan. Pengalaman
sensori mungkin mengancam jika individu tidak mengikuti perintah. Halusinasi
mungkin memburuk dalam 4 jam atau sehari atau sehari jika tidak ada intervensi
terapeutik.
Tingkah laku yang dapat diobservasi :
a) Teror keras pada tingkah laku seperti panic.
b) Potensial kuat untuk bunuh diri.
c) Aktivitas fisik yang menggambarkan isi dai halusinasi
seperti kekerasan, agitasi, menarik diri atau katatonia.
d) Tidak dapat berespon pada perintah yang kompleks.
e) Tidak dapat berespon pada lebih satu orang.
C. Penyebab
1. Keturunan 4. Tekanan jiwa
2. Pola asuh 5. Penyakit fisik
3. Maladapsi
D. Jenis-jenis halusinasi
- Halusinasi lihat
- Halusinasi dengar
- Halsinasi penciuman
- Halusinasi citarasa
- Halsinasi
singgungan
E. Tanda-tanda halusinasi:
- Suka bicara
sendiri
- Tertawa
sendiri
- Komunikasi
lambat
- Mengamuk,
gelisah, suka menyendiri
-
Mengatakan mendengarkan bisikan atau melihat hal-hal aneh
-
Berkeringat, gemetar, suka melawan
-
Potensial untuk perilaku bunuh diri
F. Cara perawatan pasien dengan halsinasi
-
Menunjukkan bahwa anda tidak mengalami stimulus yang sama
-
Hindari mendebat klien tentang
halusinasinya
-
Dianjurkan untuk tidak merespon halusinasi
-
Memberikan aktivitas yang terjadwal
-
Jika halusinasi datang, usahakan cerita dengan anggot keluarga atau teman
-
Terapi obat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar