Sabtu, 01 November 2014

ASUHAN KEPERAWATAN PROMOSI KESEHATAN PADA MASYARAKAT

A.      Faktor Predisposisi
1. Riwayat Masalah
Desa Nangka Jajar berpenduduk ±280 jiwa dengan jumlah penduduk wanita ±130 jiwa. Setelah dilakukan pendataan, diketahui bahwa jumlah ibu nifas di desa Nangka Jajar berjumlah 25 orang. Sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah bertani, tidak terkecuali dengan ibu-ibu nifas tersebut.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup, hanya dalam waktu seminggu setelah melahirkan, ibu-ibu nifas tersebut sudah mulai bekerja di sawah walaupun belum bisa bekerja sehari penuh seperti biasanya.
Dua hari yang lalu, ada beberapa ibu nifas yang datang ke puskesmas dan mengeluh bahwa luka jahitannya terasa panas, nyeri dan berbau. Kemungkinan disebabkan karena ibu-ibu nifas kurang memperhatikan kebersihan tubuhnya, khususnya daerah alat kelamin.

2.    Kondisi Fisik
Desa Nangka Jajar terletak di lereng pegunungan dan dikelilingi area persawahan yang luas. Sumber air yang mereka gunakan sebagian besar mengandalkan sungai yang mengalir melalui desa Nangka Jajar. Air sungai tersebut tidak terlalu bersih karena digunakan untuk berbagai keperluan MCK. Jika musim hujan tiba, warga juga memanfaatkan sumur yang ada di desa tersebut, namun jika musim kemarau sumur tersebut kering.
3.    Motivasi Belajar
Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat desa tersebut bahwa di desa tersebut ada perkumpulan ibu-ibu PKK yang rutin mengadakan kegiatan seperti arisan dan mereka senang untuk berkumpul dan menerima informasi terutama yang berhubungan dengan kesehatan.

4.    Kesiapan Belajar
Ibu-ibu PKK, khususnya ibu-ibu nifas yang akan mendapat penyuluhan memiliki waktu luang pada sore hari karena saat itu mereka sudah selesai mengerjakan pekerjaan di sawah maupun di rumah sehingga mereka bersedia berkumpul untuk mendapatkan penyuluhan mulai pukul 16.00.

5.    Kemampuan Membaca
Kurang lebih 70% penduduk termasuk ibu-ibu nifas telah mengenal huruf dan 60% mengerti bahasa Indonesia dengan baik. Beberapa orang pernah bersekolah sampai tingkat SMP, namun sebagian besar hanya sampai tingkat sekolah dasar. Informasi yang mereka sukai dan dianggap efektif oleh tokoh masyarakat adalah informasi yang disampaikan dengan metode ceramah dan diskusi.


B.        Faktor Enabling
Masyarakat desa Nangka Jajar, khususnya ibu-ibu nifas, jarang unttuk melakukan pemeriksaan rutin di puskesmas. Mereka datang ke puskesmas hanya jika mengalami sakit yang sudah parah. Ibu-ibu nifas di desa tersebut kurang paham dengan apa yang seharusnya dilakukan untuk menjaga kesehatan padahal sebenarnya mereka bisa menanyakan kepada tenaga kesehatan di puskesmas tentang masalah kesehatan yang mungkin terjadi. Bidan dan tenaga kesehatan di Puskesmas tersebut sangat ramah dan komunikatif serta siap menyelesaikan masalah yang dialami ibu-ibu nifas desa Nangka Jajar

C.           Faktor Reinforcing
Kepala desa selalu menyarankan warganya terutama ibu-ibu nifas untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin meskipun tidak sakit. Hal ini dianjurkan untuk menghindari sakit yang lebih parah, selain itu di puskesmas masyarakat juga bisa mendapatkan informasi tentang kesehatan. Karena itu, Kepala desa sangat mendukung adanya kegiatan penyuluhan ini agar kesehatan warga di desanya semakin meningkat.

D.      Analisa Data
Data Penyebab Masalah
1.      DS : ibu-ibu nifas belum mengerti tentang bagaimana menjaga keberihan tubuh terutama saat nifas à Kurang pengetahuan tentang bagaimana cara menjaga kebersihan selama masa nifas, Kurang pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan selama masa nifas
2.      DS : ibu-ibu nifas merasa takut jika luka di alat kelamin akan menjadi panas, nyeri dan berbau seperti yang terjadi pada beberapa warga dua hari yang lalu. Ibu-ibu nifas kurang mengakses informasi à Cemas/Ansietas

E. Diagnosa Masalah
1.      Kurang pengetahuan tentang pentingnya kebersihan pada masa nifas karena kurang mengakses informasi.

2.      Cemas karena kurang pengetahuan tentang bagaimana cara menjaga kebersihan pada masa nifas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar