Kepala atau tengkorak :
1. Inspeksi
dan palpasi keseluruhan kulit kepala; hal ini penting karena kulit kepala
biasanya tidak terlihat karena tertutup rambut
2. Catat
adanya perdarahan, laserasi, memar atau hematom
3. Catat
adanya darah atau drainase dari ntelinga. Inspeksi adanya memar dibelakang
telinga
4. Kaji
respon dan orientasi pasien akan waktu, tempat dan diri. Observasi bagaimana
pasien merespons pertanyaan dan berinteraksi dengan lingkungan
5. Catat
adanya tremor atau kejang
Wajah :
1. Inspeksi
dan palpasi tulang wajah
2. Kaji
ukuran pupil dan reaksinya terhadap cahaya. Catat apakah lensa kontak terpasang
jika ya, lepaskan
3. Catat
adanya darah atau drainage dari telinga, mata, hidung atau mulut
4. Observasi
bibir, daun telinga dan ujung kuku terhadap sianosis
5. Cek
adanya gigi yang tanggal
6. Cek
adanya gigi palsu. Jika ada dan pasien mengalami penurunan tingkat kesadaran
atau gigi palsu mempengaruhi jalan nafas, lepaskan ; lalu beri nama dan simpan
ditempat yang aman (lebih baik berikan pada keluarganya)
7. Inspeksi
lidah dan mukosa oral terhadap trauma
Leher :
1. Observasi adanya bengkak atau deformitas di
leher
2. Cek
spinal servikal untuk deformitas dan nyeri palpasi. Perhatian : jangan
menggerakkan leher atau kepala pasien dengan kemungkinan trauma leher sampai
fraktur servikal sudah dipastikan ! immobilitas leher
3. Observasi
adanya devisi trakea
4. Observasi
adanya distensi vena jugularis
Dada :
1. Inspeksi
dinding dada untuk kualitas dan kedalaman pernafasan dan untuk kesimetrisan
pergerakan. Catat adanya segmen flail chest
2. Cek
adanya fraktur iga dengan melakukan penekanan pada tulang iga pada posisi
lateral, lalu anterior dan posterior, maneuver ini menyebabkan nyeri pada
pasien fraktur iga
3. Catat
keluhan pasien akan nyeri, dyspnea atau sensasi dada terasa berat
4. Catat
memar, perdarahan, luka atau emfisema subkutaneus
5. Auskultasi
paru untuk kualitas dan kesimetrisan bunyi nafas
Abdomen :
1. Catat
adanya distensi, perdarahan, memar, atau abrasi khususnya disekitar organ vital
seperti limpa atau hati
2. Kaji
kekakuan dan tenderness. Selalu auskultasi abdomen untuk bising usus sebelum
mempalpasi untuk mengkaji secara benar peristaltic
Genetalia dan pelvis :
1. Observasi
untuk abrasi, perdarahan, hematoma, edema atau discharge
2. Berikan
tekanan lembut disetiap iliac crest dengan gerakan gerakan kecil; pasien
fraktur pelvis akan kehilangan rasa (maneuver ini juga akan menyebabkan nyeri
pada pasien)
3. Observasi
adanya distensi kandung kemih
Tulang Belakang :
1. Mulai
tempatkan satu tangan dibawah leher pasien. Dengan lembut palpasi vertebra,
rasakan adanya deformitas, dan catat lokasinya jika terdapat respon nyeri dari
pasien
2. Perhatian
: jangan pernah membalik pasien untuk memeriksa tulang belakang sampai trauma
spinal sudah dipastikan! Jika anda harus membalik pasien (misalnya luka
terbuka) gunakan teknik log-roll
3. Catat
adanya keluhan nyeri dari pasien ketika mempalpasi sudut costovertebral
melewati ginjal
Ekstermitas :
1. Cek
adanya perdarahan, edema, pallor, nyeri atau asimetris tulang atau sendi
dimulai pada segmen proksimal pada setiap ekstermitas dan palpasi pada bagian
distal
2. Cek
pergerakan, ROM dan sensasi pada semua ekstermitas
3. Palpasi
nadi distal dan cel capillary refill pada ujung kuku. Kaji warnakulit pada
ekstermitas
4. Cek
reflex seperti plantar, biseps dan patela
Sumber : Ns.Paula Krisanty,S.Kep.MA, dkk.2009.Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: CV.Trans Info Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar