A.
Faktor
Predisposisi
1.
Riwayat Masalah
Desa
Nangka Jajar berpenduduk ±280 jiwa dengan jumlah penduduk wanita ±130 jiwa.
Setelah dilakukan pendataan, diketahui bahwa jumlah ibu nifas di desa Nangka
Jajar berjumlah 25 orang. Sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah
bertani, tidak terkecuali dengan ibu-ibu nifas tersebut.
Untuk
mencukupi kebutuhan hidup, hanya dalam waktu seminggu setelah melahirkan,
ibu-ibu nifas tersebut sudah mulai bekerja di sawah walaupun belum bisa bekerja
sehari penuh seperti biasanya.
Dua
hari yang lalu, ada beberapa ibu nifas yang datang ke puskesmas dan mengeluh
bahwa luka jahitannya terasa panas, nyeri dan berbau. Kemungkinan disebabkan
karena ibu-ibu nifas kurang memperhatikan kebersihan tubuhnya, khususnya daerah
alat kelamin.
2. Kondisi
Fisik
Desa
Nangka Jajar terletak di lereng pegunungan dan dikelilingi area persawahan yang
luas. Sumber air yang mereka gunakan sebagian besar mengandalkan sungai yang
mengalir melalui desa Nangka Jajar. Air sungai tersebut tidak terlalu bersih
karena digunakan untuk berbagai keperluan MCK. Jika musim hujan tiba, warga
juga memanfaatkan sumur yang ada di desa tersebut, namun jika musim kemarau
sumur tersebut kering.
3. Motivasi
Belajar
Hasil
wawancara dengan tokoh masyarakat desa tersebut bahwa di desa tersebut ada perkumpulan ibu-ibu PKK yang rutin mengadakan kegiatan seperti arisan dan
mereka senang untuk berkumpul dan menerima informasi terutama yang berhubungan
dengan kesehatan.
4. Kesiapan
Belajar
Ibu-ibu
PKK, khususnya ibu-ibu nifas yang akan mendapat penyuluhan memiliki waktu luang
pada sore hari karena saat itu mereka sudah selesai mengerjakan pekerjaan di
sawah maupun di rumah sehingga mereka bersedia berkumpul untuk mendapatkan penyuluhan
mulai pukul 16.00.
5. Kemampuan
Membaca
Kurang
lebih 70% penduduk termasuk ibu-ibu nifas telah mengenal huruf dan 60% mengerti
bahasa Indonesia dengan baik. Beberapa orang pernah bersekolah sampai tingkat
SMP, namun sebagian besar hanya sampai tingkat sekolah dasar. Informasi yang
mereka sukai dan dianggap efektif oleh tokoh masyarakat adalah informasi yang
disampaikan dengan metode ceramah dan diskusi.
B.
Faktor Enabling
Masyarakat
desa Nangka Jajar, khususnya ibu-ibu nifas, jarang unttuk melakukan pemeriksaan
rutin di puskesmas. Mereka datang ke puskesmas hanya jika mengalami sakit yang
sudah parah. Ibu-ibu nifas di desa tersebut kurang paham dengan apa yang
seharusnya dilakukan untuk menjaga kesehatan padahal sebenarnya mereka bisa
menanyakan kepada tenaga kesehatan di puskesmas tentang masalah kesehatan yang
mungkin terjadi. Bidan dan tenaga kesehatan di Puskesmas tersebut sangat ramah
dan komunikatif serta siap menyelesaikan masalah yang dialami ibu-ibu nifas
desa Nangka Jajar
C.
Faktor
Reinforcing
Kepala
desa selalu menyarankan warganya terutama ibu-ibu nifas untuk selalu melakukan
pemeriksaan rutin meskipun tidak sakit. Hal ini dianjurkan untuk menghindari
sakit yang lebih parah, selain itu di puskesmas masyarakat juga bisa
mendapatkan informasi tentang kesehatan. Karena itu, Kepala desa sangat
mendukung adanya kegiatan penyuluhan ini agar kesehatan warga di desanya semakin
meningkat.
D. Analisa Data
Data
Penyebab Masalah
1. DS
: ibu-ibu nifas belum mengerti tentang bagaimana menjaga keberihan tubuh
terutama saat nifas à
Kurang pengetahuan tentang bagaimana cara menjaga kebersihan selama masa nifas,
Kurang pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan selama masa nifas
2. DS
: ibu-ibu nifas merasa takut jika luka di alat kelamin akan menjadi panas,
nyeri dan berbau seperti yang terjadi pada beberapa warga dua hari yang lalu.
Ibu-ibu nifas kurang mengakses informasi à
Cemas/Ansietas
E. Diagnosa Masalah
1.
Kurang pengetahuan tentang
pentingnya kebersihan pada masa nifas karena kurang mengakses informasi.
2.
Cemas karena kurang
pengetahuan tentang bagaimana cara menjaga kebersihan pada masa nifas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar