Dengue/Demam berdarah merupakan penyakit endemic
yang telah dikenal cukup lama, penyakit ini memiliki siklus endemic minimal
sekitar 5 tahun.
Beberapa diskripsio yang erat
hubungannya dengan penyakit dengue al:
Dengue fever (DF); penyakit dengue yang ditandai khas dengan
bintik petechie spontan maupun test uji tuniquet, deman, sakit kepala, sakit
perut, limpha denopati.
Dengue haemorrhagic fever
(DHF); penyakit demam dengue yang
disertai dengan tanda perdarahan ptechie spontan dan serentak, ekimosis,
epitaksis, hematemesis, melena, ataupun perdarahan gusi.
Dengue shock syndrum (DSS); penyakit DF atupun DHF yang disertai dengan gejala
shock.
Selain tanda klinis yang khas
untuk penyakit dengue ini secara laboratories ditandai dengan hal- hal penting
al: protrombin time meningkat, hematokrit meningkat, trombositopeni,
Pemeriksaan uji turniquet
merupakan pemeriksaan yang sangat penting untuk mencurigai adanya penyakit
dengue bila secara klinis pasen diduga terkena demam dengue.
Secara laboratories akan
ditemukan beberapa hal spesifik sehubungan dengan demam dengue al;
trombositopenia, hematokrit meningkat ( 3x Hb ) dan serum antibody.
Perjalanan penyakit berawal dari
masuknya virus dengue ketubuh penderita, virus ini disebarkan oleh nyamuk Aides
Aegypti, yang memiliki jangkauan penyebaran sekitar radius 100 meter. Setelah
2-7 hari akan timbul gejala klinis sebagai akibat viremia. Sedang pada kasus
DHF manifestasi yang jelas dicetuskan oleh meningkatnya permeabilita pembuluh
darah, trombositopenia dan perdarahan. Shock terjadi oleh kondisi klinis yang
terjadi akibat peningkatan permeabilitas pembuluh darah, toxin, penurunan
volume plasma dan akibat extra vasasi. Perdarahan spontan yang hebat sering
menjadi penyebab penurunan kondisi yang drastis.
Pada riwayat infeksi dengue berulang akan bereaksi lebih
buruk dari serangan sebelumnya, hal ini sebagai reaksi komplek antibody yang
telah timbul pada serangan pertama.
Keparahan ini sebagai akibat
reativation system imun yang sudah ada, sehingga anafilatoksin meningkat dan
permeabilitas pembuluh darah semakin memburuk, kondisi ini sangat rentan
terhadap munculnya shock (DSS). Pada serangan kedua kondisi trombosit yang
telah mengalami metamorfosis akan segera di musnahkan oleh reticulo endothelium
system (RES), sehingga terjadi trombositopeni yang lebih parah. Akibat lebih
parah dari pemecahan trombosit ini akan trombosit faktor yang merangsang
koagulasi intra vaskular.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar